budidaya pakan alami untuk pakan ikan


Saat ini Ikan hias dan ikan konsumsi merupakan ikan ekonomis penting di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih banyak dijumpai pembudidaya yang mengandalkan usaha ikan hias maupun ikan konsumsi sebagai mata pencaharian utama. Apalagi dengan makin sempitnya lahan pertanian, menyebabkan usaha budidaya dan pembenihan ikan banyak dilakukan di lahan pekarangan.
Jenis ikan hias yang banyak dibudidayakan antara lain Oscar, Tetra, Blackghost, Koki dan Cupang. Sedangkan untuk jenis ikan konsumsi terdiri dari Bawal Air Tawar, Gurami, Patin dan Tawes. Saat masih benih, ikan tersebut sangat memerlukan pakan alami/kutu air.
Keberadaan pakan alami sangat diperlukan dalam budidaya ikan dan pembenihan, karena akan menunjang kelangsungan hidup benih ikan. Pada saat telur ikan baru menetas maka setelah makanan cadangan habis, benih ikan membutuhkan pakan yang sesuai dengan ukuran tubuhnya. Selama ini petani ikan melakukan pemberian pakan ke benih ikan yang baru menetas dengan kuning telur matang dan susu bubuk. Pemberian pakan seperti ini berakibat kualitas air media sangat rendah. Disamping air media cepat kotor dan berbau amis, berakibat pula kematian benih ikan sangat tinggi sampai sekitar 60 – 70%.
Dengan bentuk dan ukuran mulut yang kecil, benih ikan sangat cocok diberikan pakan alami. Untuk tahap awal, pakan yang diperlukan adalah pakan alami jenis Infusoria/Paramaecium .
Pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangan ukuran mulut ikan, jenis pakan alami yang cocok diberikan yaitu Moina, sedangkan pada tahap akhir sampai ikan siap tebar bisa diberikan pakan alami jenis Daphnia.
Pakan alami merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan produksi benih ikan hias maupun ikan konsumsi. Di beberapa daerah biasanya memenuhi kebutuhan pakan alami dengan membeli Artemia maupun mencari jenis pakan lokal seperti Moina dan Daphnia ke danau atau situ. Penggunaan pakan
alami Artemia saat ini sangat tidak ekonomis, karena selain pengadaannya sulit juga sangat mahal. Selain itu pengadaan pakan dari alam tidak terjamin baik ketersediaan maupun kemurniannya. Pengambilan pakan dari alam ini juga beresiko membawa bibit penyakit yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup benih ikan.
Budidaya pakan alami yang dilakukan sendiri oleh para pembudidaya menjanjikan sejumlah keuntungan, disamping kualitas kebersihan pakan terjamin, pakan alami produksi sendiri juga menghasilkan jenis pakan/kutu air seperti yang diharapkan. Penghematan waktu, tenaga dan biaya juga akan diraih apabila produksi pakan alami dilakukan dengan baik.
Pakan alami ialah makanan hidup bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapa
jenis pakan alami yang sesuai untuk benih ikan air tawar, antara lain lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp.
Pakan alami tersebut mempunyai kandungan gizi yang lengkap dan mudah dicerna dalam usus benih ikan.
Ukuran tubuhnya yang relatif kecil sangat sesuai dengan lebar bukaan mulut larva/benih ikan. Sifatnya yang selalu bergerak aktif akan merangsang benih/larva ikan untuk memangsanya. Pakan alami ini dapat diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benih ikan yang dapat memberikan gizi secara lengkap sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pakan alami Infusoria dapat dibudidayakan dengan media sayuran, sedangkan pakan alami jenis Moina dan Daphnia dapat dilakukan dengan menggunakan kotoran hewan kering yang ada di sekitar kita.
Kandungan gizi setiap jenis pakan alami berbeda - beda, namun pada umumnya terdiri dari air, protein, lemak, serat kasar dan abu. Kandungan gizi pakan alami Moina dan Daphnia dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
  
PRODUKSI MASSAL PAKAN ALAMI
Tujuan Produksi Pakan Alami :
  • Menyediakan pakan alami secara massal dan berkesinambungan untuk menunjang usaha pembenihan ikan ekonomis penting.
  • Meningkatkan kelangsungan hidup benih ikan melalui pemberian pakan alami hasil budidaya secara massal.
  • Menekan pengeluaran biaya dan penggunaan tenaga serta waktu dalam penyediaan pakan alami.
  • Mencegah penyebaran bibit penyakit dan parasit yang dibawa pakan dari alam
  • Bak/ember plastik ukuran 15 liter (jumlah Ember/ bak tergantung keperluan)
  • Media budidaya terdiri dari kulit Pepaya matang, daun Kol/Selada atau pelepah pisang (gunakan salah satu media).
  • Kain kasa untuk pembungkus sayuran dan tutup ember.
  • Air kolam atau empang sebagai sumber bibit Infusoria.
  • Isi bak/ember dengan air sampai sekitar 10 liter
  • Masukkan salah satu bahan (kulit Pepaya matang, daun Kol atau pelepah pisang) ke dalam ember sebanyak 250 - 300 gram yang telah dibungkus kain kasa dan diikat.
  • Tambahkan sekitar 2 - 3 gayung (1 - 2 liter) air empang/kolam, untuk memasukkan bibit Infusoria yang akan dibudidayakan.
  • Letakkan ember/bak plastik yang telah terisi kultur Infusoria pada tempat terlindung dari panas matahari dan hujan, untuk menghindari perubahan suhu yang tidak diinginkan.


PRODUKSI MASSA INFUSORIA
Bahan - bahan yang diperlukan :
  • Bak/ember plastik ukuran 15 liter (jumlah Ember/ bak tergantung keperluan)
  • Media budidaya terdiri dari kulit Pepaya matang, daun Kol/Selada atau pelepah pisang (gunakan salah satu media).
  • Kain kasa untuk pembungkus sayuran dan tutup ember.
  • Air kolam atau empang sebagai sumber bibit Infusoria.

Cara Membuat :

  • Isi bak/ember dengan air sampai sekitar 10 liter
  • Masukkan salah satu bahan (kulit Pepaya matang, daun Kol atau pelepah pisang) ke dalam ember sebanyak 250 - 300 gram yang telah dibungkus kain kasa dan diikat.
  • Tambahkan sekitar 2 - 3 gayung (1 - 2 liter) air empang/kolam, untuk memasukkan bibit Infusoria yang akan dibudidayakan.
  • Letakkan ember/bak plastik yang telah terisi kultur Infusoria pada tempat terlindung dari panas matahari dan hujan, untuk menghindari perubahan suhu yang tidak diinginkan.
  • Tutup ember media budidaya dengan kain kasa untuk menghindari jentik nyamuk atau hewan lain masuk ke dalamnya.


Pemanenan :
  • Pada hari ke-3, amati adanya lapisan tipis warna putih seperti awan di atas permukaan air media yang menandakan Infusoria sudah berkembang dengan baik (puncak populasi Infusoria biasanya terjadi pada hari ke-4 dan hari ke-5)
  • Ambil lapisan putih tersebut dengan menggunakan mangkuk atau piring kecil untuk diberikan pada benih ikan.
  • Satu siklus budidaya Infusoria (selama 1 minggu) dapat digunakan untuk makanan benih ikan sampai benih tersebut siap memakan jenis pakan alami yang lebih besar yaitu Moina dan Daphnia. Biasanya pemberian pakan alami Infusoria hanya berlangsung selama 2 - 3 hari.
Jenis Infusoria yang berkembang dipengaruhi oleh jenis media yang digunakan. Setiap media memiliki pH tertentu yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan benih ikan, apabila pemberian Infusoria dilakukan secara berlebihan. Pada media kulit pepaya jenis Infusoria yang dominan adalah Chlamydomonas sp. Dan Colpoda sp. Sedangkan pada media kol, pelepah pisang dan daun kipahit adalah
Paramaecium sp. dan Euglena sp. Media kulit pepaya dan pelepah pisang menunjukan pH yang cenderung asam dan ini disukai ikan Neon tetra, sedangkan pada media kol dan daun kipahit pH cenderung netral, akan tetapi secara umum semua jenis media dapat digunakan untuk budidaya Infusoria.
Pemberian lnfusoria ke benih ikan yang baru menetas, temyata dapat meningkatkan derajat kehidupan benih menjadi 80 - 90%.

PRODUKSI MASSA MOINA/DAPHNIA
Bahan - bahan yang diperlukan :
  • Bak beton / kolam budidaya ukuran 2 x 3 meter, dengan ketinggian 1 meter.
  • Pupuk organik, yaitu kotoran ayam dan pupuk kompos (kebutuhan masing - masing 1 - 1,5 kg/m3 air media).
  • Kantong waring untuk tempat pupuk dan tali pengikat.

Cara Membuat :

  • Isi bak / kolam budidaya dengan air sampai ketinggian minimal 70 - 80 cm, untuk menjaga kestabilan suhu media dan menghindarkan Moina maupun Daphnia dari pengaruh langsung sinar matahari.
  • Siapkan pupuk kandang, yaitu kotoran ayam dan pupuk kompos dengan dosis masing - masing sebanyak 1 kg/m3 untuk budidaya Moina, sedangkan pada budidaya Daphnia kotoran ayam 1,5 kg/m3 dan kompos 1 kg/m3.
  • Masukkan pupuk kandang tersebut ke dalam kantong waring, ikat dan masukkan ke dalam kolam budidaya.
  • Satu hari kemudian masukkan bibit Moina 2 gram/m3 atau sekitar 3 - 4 ekor/10ml dan Daphnia sebanyak 5 gram/

Pemanenan :

  • Moina mulai dipanen pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dari pemupukan awal, sedangkan Daphnia pada hari ke-21 dan setelah itu pemanenan dapat dilakukan setiap hari selama 3 minggu sebanyak 25 gr/m3 .
  • Untuk budidaya Moina pemupukan ulang sebanyak 0,2 dosis dari pemupukan pertama dapat dilakukan pada hari ke-4 setelah pemupukan awal. Sedangkan pada budidaya Daphnia, pemupukan ulang dilakukan sebanyak 0,5 dosis seminggu setelah pemupukan awal .

Pada budidaya Moina untuk menjamin penyediaan pakan alami secara terus menerus diperlukan paling sedikit 3 buah kolam. Pelaksanaan budidaya kolam ke-2 dimulai pada hari ke empat dari pelaksanaan budidaya kolam ke-1. Sedangkan budidaya kolam ke-3 dimulai pada hari ke empat setelah pelaksanaan budidaya kolam ke-2 dimulai.

Dengan demikian pemanenan Moina dapat dilakukan setiap hari secara terus menerus, mulai hari ke-7 sampai hari ke-10, sebanyak 200 - 400 gr/m3 air. Untuk mendapatkan Daphnia setiap hari diperlukan 2 buah kolam. Pelaksanaan budidaya kolam ke-2 dilakukan pada hari ke-20 setelah pelaksanaan budidaya pada kolam ke-1. PemanenanDaphnia dapat dilakukan setiap hari mulai hari ke-21 selama tiga minggu, dengan jumlah 25 gr/m3/hari.


REFERENSI :

Chumaidi dan Djajadireja, 1982. Kultur Massal Daphnia sp. di Dalam Kolam Dengan Menggunakan Pupuk Kotoran Ayam. Bull. Pen. PD.1.3(2) : 17 – 20
Chumaidi et. al. 1990. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Alami Ikan dan Udang Puslitbangkan PHP\KAN\PT\12\Rep\1990. Jakarta
Darti,S., Darmanto, dan Adisha. 2000 Laporan Akhir Hasil Pengkajian Budidaya Pakan Alami untuk Benih Ikan Ekonomis Penting. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta
Lingga, P. dan H. Susanto. 1989. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta Hal. 17 – 24
Suprayitno, SH. 1986. Kultur Makanan Alami. Direktorat Jendral Perikanan dan Internat ional Development Research Centre. INFIS Manual Seri no.34.35 pp
Wahyudi, NA and C. Lim. 1985. Effect of Feeding Rates on Growth and Survival of Giant Gouramy Larvae. in Chorn Lim (eds) Fish ang feed Technology research in Indonesia - RIFCA. Ministry of Agriculture Indonesia. P. 107 - 112
 Sumber :
Firman Pra Setia Nugraha
http://www.portal.bpppbanyuwangi.com/index.php/publikasi/artikel-kelautan-dan-perikanan/128-cara-praktis-budidaya-pakan-alami-untuk-pakan-ikan

Comments

Popular posts from this blog

Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan Menurut Klasifikasi FAO

Cara Panen dan Penanganan Pascapanen Ikan Mas

Cara Budidaya Ikan Papuyu