Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan Menurut Klasifikasi FAO
Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan Menurut Klasifikasi FAO
1. Surrounding net (Jaring Lingkar)
Jaring lingkar merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan sasaran tangkap menggunakan jaring yang dioperasikan dengan perahu atau kapal serta didukung sarana alat bantu penangkapan sesuai untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pengoperasiannya. Desian dan konstruksi jaring ingkar berkembang disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat bergagai bentuk dan ukuran jaring lingkar serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan yang digunakan.
Alat ini ditujukan sebagai penangkap ikan pelagis yang bergerombol di permukaan. Pada umumnya, alat ini berbentuk empat persegi panjang dilengkapi yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah. Dengan menarik tali kerucut bagian bawah ini, jaring dapat dikuncupkan (lihat gambar) dan jaring akan membentuk semacam “mangkuk”.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap jaring lingkar terdiri dari :
– With purse lines (Purse seines)
b. One boat operated purse seines
c. Two boats operated purse seines
– Without purse lines (lampara)
Purse seine (Sumber: Subani dan Barus 1989)
1. Surrounding net (Jaring Lingkar)
Jaring lingkar merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan sasaran tangkap menggunakan jaring yang dioperasikan dengan perahu atau kapal serta didukung sarana alat bantu penangkapan sesuai untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pengoperasiannya. Desian dan konstruksi jaring ingkar berkembang disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat bergagai bentuk dan ukuran jaring lingkar serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan yang digunakan.
Alat ini ditujukan sebagai penangkap ikan pelagis yang bergerombol di permukaan. Pada umumnya, alat ini berbentuk empat persegi panjang dilengkapi yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah. Dengan menarik tali kerucut bagian bawah ini, jaring dapat dikuncupkan (lihat gambar) dan jaring akan membentuk semacam “mangkuk”.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap jaring lingkar terdiri dari :
– With purse lines (Purse seines)
b. One boat operated purse seines
c. Two boats operated purse seines
– Without purse lines (lampara)
Purse seine (Sumber: Subani dan Barus 1989)
2. Seine net (Pukat)
Seine nets atau pukat atau pukat tarik merupakan alat penangkapan ikan berkantong tanpa alat pembuka mulut jaring. Pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan ikan dan menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui kedua bagian sayap tali selambar.
Desain dan konstruksi pukat tarik disesuaikan dengan terget ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pukat tarik serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap pukat tarik terdiri dari :
– Beach seines
– Boat or vessel seines
a. Danish seines
b. Scottish seines
c. Pair seines
– Seine nets (not specified)
Pukat (Sumber: Subani dan Barus 1989)
Seine nets atau pukat atau pukat tarik merupakan alat penangkapan ikan berkantong tanpa alat pembuka mulut jaring. Pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan ikan dan menariknya ke kapal yang sedang berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui kedua bagian sayap tali selambar.
Desain dan konstruksi pukat tarik disesuaikan dengan terget ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pukat tarik serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap pukat tarik terdiri dari :
– Beach seines
– Boat or vessel seines
a. Danish seines
b. Scottish seines
c. Pair seines
– Seine nets (not specified)
Pukat (Sumber: Subani dan Barus 1989)
3. Trawl
Secara teknis, baik menurut umum ataupun mengikuti standar ISSCFG (International Standard Statistical Classification Fishing Gear), FAO (Nedelec and Prado 1990) “Trawl” adalah alat penangkap ikan yang mempunyai target spesies baik untuk menangkap ikan maupun untuk udang. Trawl memiliki kreteria yaitu (a) jaring berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil modifikasi. (b) miliki kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring baik palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan cara operasi dihela atau diseret (towing) oleh sebuah kapal (c) Tanpa memiliki kelengkapan jaring (pukat) dengan cara operasi dihela oleh dua buah kapal.
Trawl asli adalah jaring (pukat) trawl yang dirancang bukan dari hasil modifikasi tidak ada perubahan dari aspek desain – konstruksi, karakteristik dan metoda pengoperasian dengan ciri-ciri yaitu (a) karakteristik bentuk konstruksi masih sesuai ketentuan teknis jaring yang lazim (b) banyak menggunakan potongan miring (cutting rate) pada bagian¬ jaring (c) miliki bagian jaring berupa medan jaring atas (square) bagi trawl dasar (bottom trawl) atau medan jaring bawah (bosoom trawl) pertengahan permukaan (mid water trawl) (d) cara operasi dirancang dengan dihela / diseret oleh sebuah atau dua buah kapal.
Trawl hasil modifikasi adalah alat tangkap yang masuk kategori trawl, karena adanya perubahan desain konstruksi , karakteristik jaring dan metode operasi penangkapan dengan ciri-ciri (c) ada perubahan bentuk dan ukuran dari jaring aslinya , terutama pemendekan ukuran sayap (b) teknik pemotongan bagian jaring masih menggunakan potongan lurus (all point dan all mesh), (c) kebanykan belum menambah bagian medan jaring (square) masih tetap seperti kondisi aslinya (d) ada penambahan kelengkapan janng berfungsi alat pembuka mulut jaring baik berupa palang/gawang (beam) maupun papan rentang (otter board) dad kondisi aslinya. Okda perubahan metode pengoperasian dari cara ditarik dari atas perahu atau pantai menjadi cara dengan diseret / dihela oleh sebuah kapal.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap trawl terdiri dari:
– Bottom trawls
a. beam trawls
b. otter trawls
c. pair trawls
d. nephrops trawls
e. shrimp trawls
f. bottom trawls (not specified)
– Midwater trawls
– Otter twin trawls
– Otter trawls (not specified)
– Pair trawls (not specified)
– Other trawls (not specified)
Secara teknis, baik menurut umum ataupun mengikuti standar ISSCFG (International Standard Statistical Classification Fishing Gear), FAO (Nedelec and Prado 1990) “Trawl” adalah alat penangkap ikan yang mempunyai target spesies baik untuk menangkap ikan maupun untuk udang. Trawl memiliki kreteria yaitu (a) jaring berbentuk kantong (pukat) baik yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil modifikasi. (b) miliki kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring baik palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan cara operasi dihela atau diseret (towing) oleh sebuah kapal (c) Tanpa memiliki kelengkapan jaring (pukat) dengan cara operasi dihela oleh dua buah kapal.
Trawl asli adalah jaring (pukat) trawl yang dirancang bukan dari hasil modifikasi tidak ada perubahan dari aspek desain – konstruksi, karakteristik dan metoda pengoperasian dengan ciri-ciri yaitu (a) karakteristik bentuk konstruksi masih sesuai ketentuan teknis jaring yang lazim (b) banyak menggunakan potongan miring (cutting rate) pada bagian¬ jaring (c) miliki bagian jaring berupa medan jaring atas (square) bagi trawl dasar (bottom trawl) atau medan jaring bawah (bosoom trawl) pertengahan permukaan (mid water trawl) (d) cara operasi dirancang dengan dihela / diseret oleh sebuah atau dua buah kapal.
Trawl hasil modifikasi adalah alat tangkap yang masuk kategori trawl, karena adanya perubahan desain konstruksi , karakteristik jaring dan metode operasi penangkapan dengan ciri-ciri (c) ada perubahan bentuk dan ukuran dari jaring aslinya , terutama pemendekan ukuran sayap (b) teknik pemotongan bagian jaring masih menggunakan potongan lurus (all point dan all mesh), (c) kebanykan belum menambah bagian medan jaring (square) masih tetap seperti kondisi aslinya (d) ada penambahan kelengkapan janng berfungsi alat pembuka mulut jaring baik berupa palang/gawang (beam) maupun papan rentang (otter board) dad kondisi aslinya. Okda perubahan metode pengoperasian dari cara ditarik dari atas perahu atau pantai menjadi cara dengan diseret / dihela oleh sebuah kapal.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap trawl terdiri dari:
– Bottom trawls
a. beam trawls
b. otter trawls
c. pair trawls
d. nephrops trawls
e. shrimp trawls
f. bottom trawls (not specified)
– Midwater trawls
– Otter twin trawls
– Otter trawls (not specified)
– Pair trawls (not specified)
– Other trawls (not specified)
4. Dredge (Penggaruk)
Penggaruk merupakan alat penangkap ikan berbingkai kayu atau besi yang bergerigi atau bergancu di bagian bawahnya, yang dilengkapi atau tanpa jaring/bahan lainnya. Penggaruk dioperasikan dengan cara menggaruk di dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan biota lainnya.
Desain dan konstruksi penggaruk disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran penggaruk serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap penggaruk terdiri dari : 1 ). Boat Dredges dan; 2). Hand Dredges.
Metode pengoperasian penggaruk dilakukan dengan cara menarik ataupun menghela pengaruk di dasar perairan sehingga hasil tangkapan berupa kekerangan, teripang, dan lainnya bisa terkumpul dan tertangkap serta masuk ke dalam penggaruk.
5. Lift net (Jaring Angkat)
Jaring angkat dioperasikan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Jaring ini biasanya dibuat dengan bahan jaring nion yang menyerupai kelambu, karena ukuran mata jaringnya yang kecil (sekitar 0,5 cm). Jaring kelambu kemudian diikatkan pada bingkai bambu atau kayu yang berbentuk bujur sangkar.
Dalam penggunaannya, jaring angkat sering menggunakan lampu atau umpan untuk mengundang ikan. Biasanya dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap, atau langsung.
Dari bentuk dan cara penggunaannya, jaring angkat dapat mencakup bagan perahu, bagan tancap (termasuk kelong), dan serok
Jaring Angkat (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
Penggaruk merupakan alat penangkap ikan berbingkai kayu atau besi yang bergerigi atau bergancu di bagian bawahnya, yang dilengkapi atau tanpa jaring/bahan lainnya. Penggaruk dioperasikan dengan cara menggaruk di dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan biota lainnya.
Desain dan konstruksi penggaruk disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran penggaruk serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap penggaruk terdiri dari : 1 ). Boat Dredges dan; 2). Hand Dredges.
Metode pengoperasian penggaruk dilakukan dengan cara menarik ataupun menghela pengaruk di dasar perairan sehingga hasil tangkapan berupa kekerangan, teripang, dan lainnya bisa terkumpul dan tertangkap serta masuk ke dalam penggaruk.
5. Lift net (Jaring Angkat)
Jaring angkat dioperasikan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Jaring ini biasanya dibuat dengan bahan jaring nion yang menyerupai kelambu, karena ukuran mata jaringnya yang kecil (sekitar 0,5 cm). Jaring kelambu kemudian diikatkan pada bingkai bambu atau kayu yang berbentuk bujur sangkar.
Dalam penggunaannya, jaring angkat sering menggunakan lampu atau umpan untuk mengundang ikan. Biasanya dioperasikan dari perahu, rakit, bangunan tetap, atau langsung.
Dari bentuk dan cara penggunaannya, jaring angkat dapat mencakup bagan perahu, bagan tancap (termasuk kelong), dan serok
Jaring Angkat (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
6. Falling gear (alat yang dijatuhkan)
Alat yang dijatuhkan atau ditebarkan merupakan alat penangkapan ikan yang pengoperasiannya dilakukan dengan ditebarkan atau dijatuhkan untuk mengurung ikan dengan atau tanpa kapal.
Desain dan konstruksi alat yang dijatuhkan atau ditebarkan disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dihendaki. Berkaitan dengan hal ini maka terdapat berbagai bentuk dan ukuran serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan. Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap yang dijatuhkan atau ditebarkan terdiri dari: 1) Cast nets; dan 2); Falling gears (not specified).
Alat yang dijatuhkan atau ditebarkan merupakan alat penangkapan ikan yang pengoperasiannya dilakukan dengan ditebarkan atau dijatuhkan untuk mengurung ikan dengan atau tanpa kapal.
Desain dan konstruksi alat yang dijatuhkan atau ditebarkan disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dihendaki. Berkaitan dengan hal ini maka terdapat berbagai bentuk dan ukuran serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan. Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap yang dijatuhkan atau ditebarkan terdiri dari: 1) Cast nets; dan 2); Falling gears (not specified).
7. Gill net, entangling nets (Jaring Insang Dan Jaring Puntal)
Jaring insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah.
Jaring insang digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menghadang ruaya gerombolan ikan. Ikan-ikan yang tertangkap pada jaring umumnya karena terjerat di bagian belakang penutup insang atau terpuntal oleh mata jaring. Biasanya ikan yang tertangkap dalam jaring ini adalah jenis ikan yang migrasi vertical maupun horizontalnya tidak terlalu aktif.
Ada berbagai jenis jaring insang, yang terdiri dari satu lapis jaring, dua lapis, maupun tiga lapis jaring. Jaring insang memiliki mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh badan jaring. Jaring ini kemudian dibentangkan untuk membentuk semacam dinding yang dapat menjerat. Jaring insang dilengkapi dengan pelampung di bagian atas jaring dan pemberat pada bagian bawahnya.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap jaring insang terdiri dari:
– Set gillnets (anchored)
– Driftnets
– Encircling gillnets
– Fixed gillnets (on stakes)
– Trammel nets
– Combined gillnets-trammel nets
– Gillnets and entangling nets (not spicied)
– Gillnets (not specified)
Jaring Insang (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
Jaring insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah.
Jaring insang digunakan untuk menangkap ikan dengan cara menghadang ruaya gerombolan ikan. Ikan-ikan yang tertangkap pada jaring umumnya karena terjerat di bagian belakang penutup insang atau terpuntal oleh mata jaring. Biasanya ikan yang tertangkap dalam jaring ini adalah jenis ikan yang migrasi vertical maupun horizontalnya tidak terlalu aktif.
Ada berbagai jenis jaring insang, yang terdiri dari satu lapis jaring, dua lapis, maupun tiga lapis jaring. Jaring insang memiliki mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh badan jaring. Jaring ini kemudian dibentangkan untuk membentuk semacam dinding yang dapat menjerat. Jaring insang dilengkapi dengan pelampung di bagian atas jaring dan pemberat pada bagian bawahnya.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap jaring insang terdiri dari:
– Set gillnets (anchored)
– Driftnets
– Encircling gillnets
– Fixed gillnets (on stakes)
– Trammel nets
– Combined gillnets-trammel nets
– Gillnets and entangling nets (not spicied)
– Gillnets (not specified)
Jaring Insang (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
8. Trap (perangkap)
Perangkap merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara memperangkap ikan dengan menggunakan jaring dan atau bahan lainnya yang dioperasikan dengan atau tanpa perahu atau kapal.
Desain dan konstruksi perangkap disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran perangkap.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap perangkap terdiri dari:
– Stationary uncovered pounds nets
– Pots
– Fyke nets
– Stow nets
– Barriers, fences, weirs, dll
– Aerial traps
– Traps (not specified)
Perangkap merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara memperangkap ikan dengan menggunakan jaring dan atau bahan lainnya yang dioperasikan dengan atau tanpa perahu atau kapal.
Desain dan konstruksi perangkap disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran perangkap.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap perangkap terdiri dari:
– Stationary uncovered pounds nets
– Pots
– Fyke nets
– Stow nets
– Barriers, fences, weirs, dll
– Aerial traps
– Traps (not specified)
9. Hook and line (pancing)
Hook and line (pancing) merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan memancing ikan target sehingga terkait dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali menggunakan atau tanpa umpan.
Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap hooks and lines ini terdiri dari:
– Handlines and pole-lines (hand operated)
– Handlines and pole-lines (mechanized)
– Set longlines
– Drifting longlines
– Longlines (not specified)
– Trolling lines
– Hook and lines (not specified)
Hook and line (pancing) merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan memancing ikan target sehingga terkait dengan mata pancing yang dirangkai dengan tali menggunakan atau tanpa umpan.
Desain dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap hooks and lines ini terdiri dari:
– Handlines and pole-lines (hand operated)
– Handlines and pole-lines (mechanized)
– Set longlines
– Drifting longlines
– Longlines (not specified)
– Trolling lines
– Hook and lines (not specified)
10. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Alat pengait/penjepit dan alat yang melukai merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara menerkam, mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap yang dilakukan dari atasu kapal atau tanpa menggunakan kapal. Desain dan konstruksi alat penjepit dan melukai mempunyai bentuk runcing/tajam pada salah satu ujungnya.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap pengait dan alat yang melukai ini adalah harpoon.
Alat pengait/penjepit dan alat yang melukai merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara menerkam, mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap yang dilakukan dari atasu kapal atau tanpa menggunakan kapal. Desain dan konstruksi alat penjepit dan melukai mempunyai bentuk runcing/tajam pada salah satu ujungnya.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap pengait dan alat yang melukai ini adalah harpoon.
11. Harvesting machine (mesin pemanen)
Yang dimaksud dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa menggunakan jaring tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot ikan,udang,cumi-cumi dan krill plankton masuk ke dalam kapal. Alat tangkap ini dioperasikan pada kedalaman 110 meter dengan catchable area 20cm. Efektifnya menangkap cumi-cumi .
Yang dimaksud dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa menggunakan jaring tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot ikan,udang,cumi-cumi dan krill plankton masuk ke dalam kapal. Alat tangkap ini dioperasikan pada kedalaman 110 meter dengan catchable area 20cm. Efektifnya menangkap cumi-cumi .
12. Alat tangkap lainnya.
Alat-alat lainnya merupakan alat penangkapan ikan yang tidak termasuk ke dalam penggolongan kelompok sebelumnya, dimana prinsip penangkapan tidak dengan cara menjerat, memancing, memerangkap, mencengkram, mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap.
Desain dan konstruksi alat tangkap lainnya ini merupakan konstruksi yang bentuknya tidak terdapat pada setiap kelompok sebelumnya. Sehingga dapat digolongkan sebagai kelompok tersendiri dan dimungkinkan akan mengalami perkembangan sesuai dengan modifikasi dan kreatifitas nelayan dalam rangka menciptakan rancang bangun alat penangkap ikan ke depan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi penangkapan ikan yang ada.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap lainnya ini adalah: Miscellaneous Gear. Sebagai informasi, di Indonesia alat tangkap muro ami, serok teri dan alat penangkap lobster termasuk dalam kategori alat tangkap ini.
Kajian Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Menurut Klasifikasi Statistik Internasional Standar FAO
Metode yang digunakan dalam kajian keramahan alat tangkap ikan ini dengan pendekatan destkriptif yaitu menilai dan mengkaji karakteristik dari suatu alat tangkap menurut klasifikasi statistik internasional standar FAO dengan ke-9 (sembilan) kriteria keramahan menurut standart FAO. Disebabkan karena banyaknya jenis alat tangkap dalam suatu klasifikasi, maka untuk memudahkan pengkajiannya penulis membatasi salah satu alat tangkap saja yang disebutkan sebagai dalam contoh yang termasuk dalam klasifikasi alat tangkap tersebut.
Alat-alat lainnya merupakan alat penangkapan ikan yang tidak termasuk ke dalam penggolongan kelompok sebelumnya, dimana prinsip penangkapan tidak dengan cara menjerat, memancing, memerangkap, mencengkram, mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap.
Desain dan konstruksi alat tangkap lainnya ini merupakan konstruksi yang bentuknya tidak terdapat pada setiap kelompok sebelumnya. Sehingga dapat digolongkan sebagai kelompok tersendiri dan dimungkinkan akan mengalami perkembangan sesuai dengan modifikasi dan kreatifitas nelayan dalam rangka menciptakan rancang bangun alat penangkap ikan ke depan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi penangkapan ikan yang ada.
Menurut International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap lainnya ini adalah: Miscellaneous Gear. Sebagai informasi, di Indonesia alat tangkap muro ami, serok teri dan alat penangkap lobster termasuk dalam kategori alat tangkap ini.
Kajian Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Menurut Klasifikasi Statistik Internasional Standar FAO
Metode yang digunakan dalam kajian keramahan alat tangkap ikan ini dengan pendekatan destkriptif yaitu menilai dan mengkaji karakteristik dari suatu alat tangkap menurut klasifikasi statistik internasional standar FAO dengan ke-9 (sembilan) kriteria keramahan menurut standart FAO. Disebabkan karena banyaknya jenis alat tangkap dalam suatu klasifikasi, maka untuk memudahkan pengkajiannya penulis membatasi salah satu alat tangkap saja yang disebutkan sebagai dalam contoh yang termasuk dalam klasifikasi alat tangkap tersebut.
Selanjutnya mencatat kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan dan dari kriteria tersebut diberikan solusi untuk meningkatkan keramahannya. Adapun alat tangkap menurut klasifikasi statistik internasional standar FAO :
a. Surrounding net (Jaring Lingkar)
Jaring Lingkar/Puse seine
Dari sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat tangkap surrounding net, dua kriteria yang kurang memenuhi sebagai persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut adalah :
1. Selektifitas. Khusus selektifitas ini diperlukan penelitian lebih lanjut terutama untuk mengetahui berapa spesies yang tertangkap dalam satu kali hauling dan ukuran catch (panjang total dan lingkar tubuh) di fishing ground tertentu. Hal ini disebabkan dapat saja diketahui selektifitas yang berbeda pada fishing ground yang berbeda pula
2. Biaya investasi yang tinggi dalam satu unit penangkapan
Dari kedua kriteria tersebut dapat diberikan solusi untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kurva selektifitasnya. Biaya investasi yang tinggi dapat diatasi dengan memberdayakan kelompok nelayan,setiap anggota mempunyai saham sesuai dengan jenis dan besarnya kontribusinya.
Dari sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat tangkap surrounding net, dua kriteria yang kurang memenuhi sebagai persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut adalah :
1. Selektifitas. Khusus selektifitas ini diperlukan penelitian lebih lanjut terutama untuk mengetahui berapa spesies yang tertangkap dalam satu kali hauling dan ukuran catch (panjang total dan lingkar tubuh) di fishing ground tertentu. Hal ini disebabkan dapat saja diketahui selektifitas yang berbeda pada fishing ground yang berbeda pula
2. Biaya investasi yang tinggi dalam satu unit penangkapan
Dari kedua kriteria tersebut dapat diberikan solusi untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kurva selektifitasnya. Biaya investasi yang tinggi dapat diatasi dengan memberdayakan kelompok nelayan,setiap anggota mempunyai saham sesuai dengan jenis dan besarnya kontribusinya.
b. Seine net (Pukat)
Pukat pantai/Beach seine
Dari sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat tangkap pukat pantai, terdapat satu kriteria yang kurang memenuhi sebagai persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut adalah :
1. Selektifitas. Sama halnya dengan puse seine, pukat pantai juga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal selektifitasnya ukuran catch (panjang total dan lingkar tubuh) pada suatu fishing ground tertentu.
Dari kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kurva selektifitasnya.
Pukat pantai/Beach seine
Dari sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat tangkap pukat pantai, terdapat satu kriteria yang kurang memenuhi sebagai persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut adalah :
1. Selektifitas. Sama halnya dengan puse seine, pukat pantai juga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal selektifitasnya ukuran catch (panjang total dan lingkar tubuh) pada suatu fishing ground tertentu.
Dari kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kurva selektifitasnya.
c. Trawl
Pukat dasar/bottom trawl
Pada alat tangkap trawl ini saat dioperasikan sesuai dengan habitat pengoperasiannya yaitu didaerah pasir atau lumpur maka, kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai botttom trawl yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan juvenil sampai yang dewasa
2. By-catchnya rendah, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Dampak pada biodiversity tinggi, sering juga tertangkap biota yang dilindungi seperti penyu,dll
4. Kadang menimbulkan koflik sosial, terutama dengan nelayan bubu
Dari ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan perbaikan mesh size terutama pada codend. Pada dampak biodiversity diperlukan pemasangan BED (By catch excluder devise) dan TED (Turtle excluder devise) dengan sistem pengawasan yang terpadu. Sedangkan konflik yang terjadi dengan nelayan bubu biasanya masalah pengoperasian alat tangkap yang sama dengan bubu, maka solusi yang dapat diberikan dengan pengaturan fishing ground trawl diluar zona I dan Zona II.
Pukat dasar/bottom trawl
Pada alat tangkap trawl ini saat dioperasikan sesuai dengan habitat pengoperasiannya yaitu didaerah pasir atau lumpur maka, kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai botttom trawl yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan juvenil sampai yang dewasa
2. By-catchnya rendah, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Dampak pada biodiversity tinggi, sering juga tertangkap biota yang dilindungi seperti penyu,dll
4. Kadang menimbulkan koflik sosial, terutama dengan nelayan bubu
Dari ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan perbaikan mesh size terutama pada codend. Pada dampak biodiversity diperlukan pemasangan BED (By catch excluder devise) dan TED (Turtle excluder devise) dengan sistem pengawasan yang terpadu. Sedangkan konflik yang terjadi dengan nelayan bubu biasanya masalah pengoperasian alat tangkap yang sama dengan bubu, maka solusi yang dapat diberikan dengan pengaturan fishing ground trawl diluar zona I dan Zona II.
d. Dredge (Penggaruk)
Scoop Nets
Pada alat tangkap ini Ke-sembilan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan.
d. Lift net (Jaring Angkat)
Bagan perahu
Pada alat tangkap bagan perahu ini kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, khususnya ikan teri, bagan apung cukup selektif terhadap ikan ini
2. By-catch tinggi, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Konsumsi BBM
Dari ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan perbaikan mesh size. Untuk konsumsi BBM yang tinggi dianjurkan menggunakan solar cell sebagai alternatif yang perlu dicoba
Scoop Nets
Pada alat tangkap ini Ke-sembilan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan.
d. Lift net (Jaring Angkat)
Bagan perahu
Pada alat tangkap bagan perahu ini kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, khususnya ikan teri, bagan apung cukup selektif terhadap ikan ini
2. By-catch tinggi, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Konsumsi BBM
Dari ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan perbaikan mesh size. Untuk konsumsi BBM yang tinggi dianjurkan menggunakan solar cell sebagai alternatif yang perlu dicoba
e. Falling gear (alat yang dijatuhkan)
Jala Lempar/Hand cast nets
Pada alat tangkap jala lempar ini apabila dioperasikan di daerah pasir atau lumpur tidak dioperasikan di daerah karang maka, kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan kecil sampai ikan dewasa yang masuk dalam catchable area alat tangkap ini.
solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dan meningkatkan selektifitasnya.
Jala Lempar/Hand cast nets
Pada alat tangkap jala lempar ini apabila dioperasikan di daerah pasir atau lumpur tidak dioperasikan di daerah karang maka, kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan kecil sampai ikan dewasa yang masuk dalam catchable area alat tangkap ini.
solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dan meningkatkan selektifitasnya.
f. Gill net, entangling nets (jaring insang dan jaring puntal)
Trammel nets
Pada alat tangkap ini delapan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan. Kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. By-catch, target spesies alat tangkap ini adalah udang tetapi juga menangkap ikan.seperti misalnya ikan gulamah. Perlu juga diketahui alat tangkap ini direkomendasikan untuk menggantikan pengoperasian trawl karena dapat menangkap udang dengan efektif. Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keramahannya ialah perbaikan mesh size terutama inner net dari bahan multifilamen.
Trammel nets
Pada alat tangkap ini delapan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan. Kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. By-catch, target spesies alat tangkap ini adalah udang tetapi juga menangkap ikan.seperti misalnya ikan gulamah. Perlu juga diketahui alat tangkap ini direkomendasikan untuk menggantikan pengoperasian trawl karena dapat menangkap udang dengan efektif. Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keramahannya ialah perbaikan mesh size terutama inner net dari bahan multifilamen.
g.Trap (perangkap)
Bubu
Pada alat tangkap bubu kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitas, perlu penelitian tentang ukuran panjang total dan ukuran lingkar tubuh ikan yang tertangkap dengan bubu untuk mengetahui selektifitasnya pada setiap fishing ground.
2. Dapat merusak habitat karang, apabila digunakan batu karang sebagai pemberat
Dari kedua kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hasil tangkapan hubungannya dengan selektifitasnya. Untuk penggunaan batu karang diperlukan modifikasi bahan seperti dengan menggunakan bahan dari besi,kawat dan sebagainya sehingga tidak diperlukan lagi batu karang sebagai pemberat.
Bubu
Pada alat tangkap bubu kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitas, perlu penelitian tentang ukuran panjang total dan ukuran lingkar tubuh ikan yang tertangkap dengan bubu untuk mengetahui selektifitasnya pada setiap fishing ground.
2. Dapat merusak habitat karang, apabila digunakan batu karang sebagai pemberat
Dari kedua kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hasil tangkapan hubungannya dengan selektifitasnya. Untuk penggunaan batu karang diperlukan modifikasi bahan seperti dengan menggunakan bahan dari besi,kawat dan sebagainya sehingga tidak diperlukan lagi batu karang sebagai pemberat.
h. Hook and line (pancing)
Pancing (Hand line)
Dari semua alat tangkap, yang dibahas dalam makalah ini pancing adalah alat tangkap yang paling selektif dan ramah terhadap lingkungan, sangat memenuhi dari Ke-sembilan kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan
i. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Tombak/Harpoon
Pada alat tangkap tombak atau harpoon kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Dapat membahayakan nelayan. Apabila digunakan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian maka alat tangkap ini dapat melukai operator(nelayan). Solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah dengan menggunakan pendekatan prinsip kehati-hatian dalam pengoperasian alat tangkap tombak.
Pancing (Hand line)
Dari semua alat tangkap, yang dibahas dalam makalah ini pancing adalah alat tangkap yang paling selektif dan ramah terhadap lingkungan, sangat memenuhi dari Ke-sembilan kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan
i. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Tombak/Harpoon
Pada alat tangkap tombak atau harpoon kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Dapat membahayakan nelayan. Apabila digunakan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian maka alat tangkap ini dapat melukai operator(nelayan). Solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah dengan menggunakan pendekatan prinsip kehati-hatian dalam pengoperasian alat tangkap tombak.
j. Harvesting machine (mesin pemanen)
Pump fishing
Yang dimaksud dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa menggunakan jaring tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot ikan,udang,cumi-cumi dan krill plankton masuk ke dalam kapal. Kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah
2. Menghasilkan ikan dengan kualitas yang rendah
3. By-catch tinggi
Solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah untuk selektifitas dan dan by-catch yang rendah agar menggunakan alat bantu penangkapan seperti cahaya kemudian dalam catchable area yang remang-remang(cahaya redup) alat tangkap di tawing ke perairan sehingga cumi-cumi saja yang mendekat dan tertangkap(untuk metode ini perlu penelitian lebih lanjut)sedangkan untuk ikan yang berkualitas rendah sebaiknya alat tangkap ini menangkap cumi-cumi dan krill plankton saja agar untuk menghindari penurunan kualitas hasil tangkapan.
Pump fishing
Yang dimaksud dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa menggunakan jaring tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot ikan,udang,cumi-cumi dan krill plankton masuk ke dalam kapal. Kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah
2. Menghasilkan ikan dengan kualitas yang rendah
3. By-catch tinggi
Solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah untuk selektifitas dan dan by-catch yang rendah agar menggunakan alat bantu penangkapan seperti cahaya kemudian dalam catchable area yang remang-remang(cahaya redup) alat tangkap di tawing ke perairan sehingga cumi-cumi saja yang mendekat dan tertangkap(untuk metode ini perlu penelitian lebih lanjut)sedangkan untuk ikan yang berkualitas rendah sebaiknya alat tangkap ini menangkap cumi-cumi dan krill plankton saja agar untuk menghindari penurunan kualitas hasil tangkapan.
j. Alat tangkap lainnya.
Tangan , pisau dan sabit
Alat ini digunakan untuk mengumpulkan rumput laut dan kerang-kerangan.
Paling selektif dan ramah terhadap lingkungan, sangat memenuhi Ke-sembilan kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan.
Tangan , pisau dan sabit
Alat ini digunakan untuk mengumpulkan rumput laut dan kerang-kerangan.
Paling selektif dan ramah terhadap lingkungan, sangat memenuhi Ke-sembilan kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan.
Sumber :https://suksesmina.wordpress.com/2016/03/23/jenis-jenis-alat-tangkap-ikan-menurut-klasifikasi-fao/?wref=tp
Comments
Post a Comment