Dampak tangkap berlebih terhadap ekosistem

Seperti halnya pertanian yang mengubah daratan dan sifat tanah, perikanan mengubah sistem laut. Tekanan oleh manusia terhadap sumberdaya laut memengaruhi ukuran populasi ikan, potensi memijah, struktur umur dan ukuran, genetik, rasio jenis kelamin, dan species lain yang tergantung atau berhubungan dengan species target tangkapan. Pada saat nelayan mengambil terlalu banyak pemangsa dari laut, atau menghancurkan dasar laut, ini akan mengubah ekosistem secara drastis. Manusia dapat mengubah habitat secara fisik, dengan membangun anjungan pengeboran minyak lepas pantai, membangun terumbu karang buatan atau melakukan mariculture, membuang sampah dan meninggalkan sisa jaring yang tercabik yang membuat hewan laut terjerat. Pengaruh manusia pada ekosistem laut sangat mengerikan dan bersifat jangka panjang(FAO).
Pengaruh yang berlangsung seperti efek domino ini tidak hanya berdampak pada satu sisi saja tetapi sudah menjalar ke berbagai aspek. Dan kegiatan manusia tersebut dapat berdampak pada :

Populasi Target
Dampak penangkapan spesies target secara berlebih sudah jelas: jumlahnya akan menurun, membuat seluruh ekosistem berada dalam bahaya dan menjadikan para nelayan dan orang-orang yang bergantung padanya kelaparan. Jika pembatasan jumlah dan ukuran tangkapan tidak dilakukan, dan jika terlalu banyak betina subur ditangkap, populasi target dapat masuk ke dalam daftar spesies terancam punah.

Adanya tangkapan Sampingan (Bycatch) dan Tangkapan Buangan (Discards)
Bycatchadalah tangkapan ikan-ikan tidak diinginkan yang tertangkap secara tidak sengaja karena keterbatasan alat tangkap untuk memilih tangkapan. Bycatch juga termasuk spesies target yang ukurannya masih terlalu kecil atau kualitasnya rendah, selain spesies bukan target yang sering tidak sengaja tertangkap seperti burung laut, mammalia laut dan penyu.
Jika penangkapan ikan berlangsung intensif, bycatch dapat menyebabkan penangkapan spesies bukan target secara berlebih. Bycatch dapat terjadi saat penangkapan sedang berlangsung atau akibat alat tangkap yang lepas dan hilang di laut yang dapat menjerat spesies bukan target. Spesies laut yang memangsa spesies target atau memiliki tempat mencari makan yang sama dengan spesies target bisa berada dalam bahaya, termasuk penyu, burung laut, mammalia laut, hiu, pari, dll. Di dalam bycatch juga termasuk ikan-ikan discards dari spesies target, biasanya yang ukurannya di bawah yang diperbolehkan atau kualitasnya buruk.

Bycatchdapat mencapai tingkat yang mencengangkan. Secara global diperkirakan bahwa bycatch dan discards sepanjang tahun 1980 dan di awal 1990 mencapai 60 miliar pon per tahun, atau hampir 25% dari hasil tangkapan dunia.Bycatchmemberikan dampak yang luar biasa dalam penangkapan ikan, tidak hanya kepada species target tetapi juga ke sektor laut lain yang lebih luas. Tampaknya tidak ada species atau ekosistem laut yang tidak terkena dampak bycatch.

Bycatchcenderung menyebabkan kerusakan populasi species yang luar biasa terhadap species yang memiliki laju reproduksi rendah, dan bagi species yang memiliki keterbatasan kemampuan menyebar, tidak mampu untuk mengkolonisasi kembali daerah yang telah habis diambil. Kategori pertama (laju reproduksi yang rendah) termasuk burung laut, mammalia laut, penyu, kebanyakan hiu dan pari, dan beberapa ikan bersirip yang berumur panjang. Kategori kedua (kemampuan menyebar terbatas) dapat terdiri dari invertebrata yang hidup dalam koloni yang terperangkap jaring pukat, seperti spons, bryozoa dan koral, yang beberapa memerlukan waktu berdekade, jika masih bisa, untuk mengkolonisasi kembali daerah yang sudah dipukat. Untuk jenis yang awalnya memang sudah memiliki populasi kecil dan sebaran geografis yang terbatas, kehilangan beberapa koloni saja di daerah yang kecil dapat berakibat besar.

Bycatchjuga dapat membawa dampak merusak pada species lain. Misalnya, kegiatan perikananudang yang menangkap dan membuang 10-20 juta ton anakan kakap merah setiap tahunnya, mewakili lebih dari 70% dari setiap tahun angkatan yang baru. Ini adalah masalah besar untuk perikanan kakap merah, yang memang sudah ditangkap berlebih, dan ini menempatkan dua sektor perikanan yang paling berharga (udang dan kakap merah) saling bertolak-belakang(Dayton dkk. 2002).

Ketika nelayan membuang bycatch dalam jumlah besarbersama-sama dengan buangan hasil pengolahan ikan ke laut, ini akan mengundang burung laut dan species pemakan bangkai lainnya. Dalam jangka panjang, berkumpulnya pemakan bangkai ini akan menyebabkan terjadinya pembentukan lapisan tanpa oksigen (anoxia) di dasar laut. (FAO)

Discardsdan Individu Berukuran Kecil
Kategori penting dalam bycatch adalah discard individu species target yang dibuang karena ukurannya terlalu kecil. Pembatasan ukuran dapat dilihat sebagai upaya untuk mencegah ditangkapnya anak-anak ikan, walaupun pada kenyataannya banyak yang tertangkap (dan terbunuh) secara tidak disengaja dan lalu dibuang.
Membuang hasil tangkapan tidak hanya disebabkan oleh pembatasan ukuran. "High grading" – hanya mengambil individu yang berkualitas tinggi – dapat menjadi sumber discards. Pada tingkatan tinggi, ikan yang ditangkap bisa langsung dibuang atau tetap disimpan sampai didapatkan ikan pengganti yang lebih baik kualitasnya atau ikan yang berukuran lebih besar.

Bycatch yang biasanya ditemukan antara lain :
Ø  Bycatch burung laut

Burung laut memangsa ikan yang sama dengan ikan yang menjadi target penangkapan, dan mereka juga datang mendekat kapal penangkap karena tertarik untuk mendapatkan umpan atau buangan hasil pengolahan. Masalah terbesar dari bycatch burung laut adalah dari penangkapan ikan dengan menggunakan rawai (longline), yang secara tidak sengaja membunuh ribuan burung Albatross, Petrel dan Penggunting setiap tahunnya. Sebagai contoh, rawai untuk menangkap Patagonian toothfish antara tahun1996 dan 1999 membunuh sekitar 265.000 burung laut, yang merupakan angka kehilangan yang mengancam kelestarian populasi burung-burung tersebut.Jaring insang juga dapat menangkap beberapa jenis burung laut, terutama burung-burung yang menyelam.

Ø  Bycatch mamalia laut

Bycatchdari jaring insang dan jaring insang hanyut merupakan masalah utama bagi populasi mamalia laut. Contohnya, jaring insang hanyut untuk menangkap ikan pelagisdapat menangkap rata-rata satu mamalia laut per malam. Lumba-lumbajugasangat rentan terhadap perikanan jaring insang. Dari beberapapopulasi mamalia laut di perairan saat ini mulai terancam punah, sepertiganya terancam karena kematian akibat bycatch yang melampaui batas kelestarian.

Ø  Bycatchpenyu

Bycatchdari perikanan adalah satu-satunya faktor terbesar penghambat pulihnya populasi penyu dunia. Walaupun ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya populasi penyu (seperti perusakan pantai tempat bertelur atau pengambilan telur penyu), bycatch biasanya adalah hal terakhir yang mencegah pulihnya populasi penyu.
Sumber terbesar bycatch penyu di banyak wilayah adalah penangkapan udang dengan pukat. Hingga tahun 1990an, penangkapan udang dengan pukat membunuh lebih banyak penyu dibandingkan dengan cara-cara lain yang membunuh penyu digabungkan menjadi satu. Bycatchdari penangkapan udang ini kemudian bisa ditanggulangi karena penggunaan alat pelolos penyu atau turtle excluder devices (TED) di jaring-jaring pukat tersebut. Walaupun demikian, kematian penyu dalam jumlah besar masih terus terjadi. Hal ini mungkin bisa diatasi dengan perbaikan rancangan TED. Selain pukat, rawai dan jaring insang juga sering menangkap penyu.

Ø  Bycatchkarena ghost fishing

Alat tangkap yang hilang atau dibuang dapat tetap menangkap ikan selama bertahun-tahun, tanpa ada yang mengawasi dan tidak ada yang tahu. Tipe “pembunuhan” ini disebut "ghost fishing".
Jaring ikan yang hanyut cenderung berkumpul di satu wilayah karena terbawa arus.
Alat tangkap yang terlepas dan tenggelam ke dasar laut, masih bisa terus membunuh hewan. Seperti ikan dan kepiting. 


MenghilangnyaPemangsa Puncak
Penangkapan berlebih cenderung menghantam pemangsa puncak. Lingkungan laut yang sehat dan belum tersentuh memiliki konsentrasi tinggi ikan pemangsa puncak (Ekosistem laut cenderung mendukung individu pemangsa puncak dibanding ekosistem darat). Akan tetapi, pemangsa puncak cenderung berupa ikan yang paling besar, dan mereka merupakan target tangkapan manusia.
Sepanjang sejarah, ikan yang paling dicari untuk ditangkap adalah pemangsa puncak yang dahulu banyak terdapat di lingkungan laut. Dengan semakin meningkatnya jumlah penangkapan terhadap ikan pemangsa besar di laut akan membuat ikan kecil menjadi semakin banyak sehingga akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem.

Penghilangan Species Mangsa
Penghilangan species mangsa, adalah penghilangan ikan-ikan kecil dari tingkat trofik (tingkatan dalam rantai makanan) yang lebih rendah daripada pemangsa, juga dapat mengganggu fungsi ekosistem. Jenis pertama yang terkena dampak biasanya adalah pemangsa, yang dapat berujung kepada menurunnya populasi. Dampak sekunder dapat terjadi pada species mangsa lainnya, karena pemangsa terpaksa beralih ke mangsa lain yang bukan pilihan utamanya; demikian pula dengan alga dan plankton yang biasanya dimakan oleh ikan-ikan kecil itu.

Efek terhadap ekosistem
Dari berbagai dampak diatas terlihat kompleksitas mulai dari mangsa sampai spesies pemangsa. Apabila spesies pemangsa dijadikan sasaran penangkapan karena tidak adanya/berkurangnya ikan ekonomis yang terjadi secara terus menerus maka ekosistem akan terganggu keseimbangannya. Sehingga akan menyebabkan terputusnya rantai makanan.
Tentu saja kita tidak menginginkan hal ini terjadi, untuk itulah perlu dilakukan berbagai usaha guna mengurangi semakin meluasnya dampak, beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah :
1.    Selektifitas alat tangkap
2.    Mengatur musim penangkapan
3.    Memberlakukan sistem kuota penangkapan
4.    Pembatasan ijin kegiatan operasional penangkapan
5.    Pelarangan alat tangkap tertentu yang merusak lingkungan
Beberapa upaya diatas memang tidak dapat secara langsung mengembalikan kondisi lingkungan perairan kita, namun setidaknya dapat mengurangi semakin meluasnya dampak negatif yang diakibatkan oleh kegiatan penangkapan. Karena dengan melakukan tindakan ini kita bisa menyelamatkan laut untuk kehidupan yang lebih baik.  

Referensi :   
http://www.wwf.or.id/?25840/Memahami-tangkapan-sampingan-melindungi-ekosistem-laut-lebih-baik
Purbayanto, A dan M.F.A Sondita, 2000. Perbaikan Selektifitas Jaring Trammel dan Survival Ikan Target Muda dan Hasil Tangkap Sampingan Sebagai Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati Laut. Bulletin PSP.
Sudirman, M.S. Baskoro, A. Purbayanto, D.R. Monintja dan T. Arimoto, 2002. Perkembangan Hasil Tangkapan, Tingkat Discard Catch Dan Selektivitas Alat Tangkap Bagan Rambo di Selat Makasar. Bulletin.
Sumber :
http://www.bppp-tegal.com/v1/index.php?option=com_content&view=article&id=225:dampak-tangkap-berlebih-terhadap-ekosistem&catid=44:artikel&Itemid=85
(Trias Wahyuning P., Widyaiswara BPPP Tegal)

Comments

Popular posts from this blog

Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan Menurut Klasifikasi FAO

Cara Budidaya Ikan Papuyu

cara membuat kolam