Hama Penyakit ikan Nila

Ikan nila sangat jarang sekali terkena oleh wabah hama dan penyakit secara besar. Walaupun terserang hanya di bagian kolam lokal saja. Tetapi bagi pembudidaya yang baik harus mencegah agar wabah hama dan penyakit bisa di tanggulangi.
Terutama pada pase yang sangat rentang sekali terjadi pada fase pembibitan dan pada saat pembeberan ikan. Hal ini penyakit yang meyerang bisa menular, melalui aliran air, kontak secara langsung dan dengan ikan yang secara langsung satu air, akan mudah sekali tertular.
Apabila sudah terkena hama dan penyakit pada ikan, hal ini sangat merugikan karena dengan adanya penyakit yang menular, kondisi modal dan waktu akan terkuras. Dengan itu pencegahan harus di utamakan dengan lebih baik, sebelum terkena penyakit, guna menghindari resiko kerugian yang akan terjadi.Jika hama atau penyakit yang menyerang sangat banayak tentu ongkos dan tenaga serta waktu akan terbuang.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa di cegah dari hama dan penyakit yang menyerang :

Pengolahan dasar kolam
Melakukan Pengeringan pada kolam dan pengapuran kemudian pemupukan pada kolam. Yaitu menjemur kolam dibawah sinar matahari atau pengeringan kolam, sebelum hendak berbudidaya. Tujuanya agar hama dan penyakit yang mungkin masih berada pada dasar kolam tertekan perkembanganya, di mana hama dan penyakit yang berada di dasar kolam masih ada pada masa musim sebelumnya, melalui bantuan sinar matahari secara tidak langsung hama dan penyakit akan terbunuh, karena memindahkan habitat asli si hama dan penyakit. Kemudian pengapuran bertujuan membunuh sebagian penyakit yang akan tumbuh.
Memasang filter atau saringan
Tujuanaya agar filter dapat menyaring pada air yang akan masuk kedalam kolam, karena hama dan penyakit akan terjaring sebelum air masuk ke dalam kolam.
Pemberantasan hama secara manual
Jika hama berada pada kolam, secara kasat mata bisa di lihat, bisa melakukan pemberantasan secara manual “membunuh hama yang berda pada kolam secara langsung oleh kita” atau memanfaatkan musuh alami hama. Kemudian jika hama tidak bisa di tanggulangi, langkah terakhir dengan menggunakan obat-obatan kimia.
Menggunakan bibit yang unggul
Bibit yang unggul tentunya akan kuat terhadap serangan hama dan penyakit. Sebaiknya bibit di peroleh dari pihak yang terpercaya, seperti litbang-litbang perikanan.
Jumlah ikan per kolam
Dalam satu kolam harus memperhitungkan bagaimana populasi yang sesuai, hindari jumlah ikan dalam kolam yang terlalu banyak. Tujuanya agar kadar oksigen yang terlarut di dalam air akan optimal.
Pemberian pakan yang sesuai
Pemberian pakan yang sesuai agar pakan yang di berikan pada ikan tidak tersisa, guna menghindari penumpukan pakan yang berleih. Pakan yang tersisa akan busuk dengan secara tidak langsung mencamari air kolam, sehingga penyakit akan tumbuh di dalam kolam air yang tercemar.
Penanganan iakan yang benar
Ketika ikan di tebar harus benar dan hati-hati, agar ikan tidak seters dan menghindari luka yang di sebabkan oleh oresan yang terlihat, jika ikan terdapat luka di takutkan luka ikan menyebabkan infeksi, yang kemudian menyebar pada ikan lainya.
Jika hal di atas sudah di lakukan dan hama penyakit tetap membandel, langkah terakhir dan mendesak kita lakukan pengobatan secara kimia, namun dampak yang di lakukan dari pengobatan kimia akan menimbulkan buruknya lingkungan yang tercemar, maka penggunaan ini harus di jadikan sebagai langkah terakhir.
Pengobatan penyakit bisa di lakukan dengan merendam ikan di dalam larutan obat, dengan mencampurkan obat dengan pakan, atau dengan memberikan obat secara langsung kepada ikan.
Hama ikan nila

Hama yang berada pada ikan nila sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ikan tawar lainya, hama yang tergolong mematikan yaitu :
Notonecta
Image result for notonecta
Notonecta atau Masyarakat Jawa Barat menyebutnya  bebeasan  karena terdapat bintik putih seperti beras. Hama ini menyerang benih ikan yang masih kecil. Upaya pencegahannya cukup sulit.
Jika hama yang menyrang sangat banyak, biasanya di tanggulangi dengan menyiramkan minyak tanah kepada kolam. Biasanya  5 liter tiap 1000 m2 luas kolam. Cara tersebut cukup efektip mengatasi Notonecta.

Larva cybister
Image result for Larva cybister
Larva cybister atau di sebut ucrit, sangat mematikan di bandingkan dengan Notonecta. Dengan warna agak hijau dan pergerakannya sangat cepat. Ucrit biasanya memangsa benih ikan, dengat taring yang tajam yang digunakan menjepit mangsa, dan di belakangnya terdapat sengatan.
Habitat ucrit di bagian lahan kolam yang mengandung material organik, di mana berada pada gulma-gulma atau sampah organik yang berada di sekitar kolam. Ucrit akan bermetamorfosis menjadi kumbang yang bisa meloncat antar kolam setelah berumur dewasa. Maka pembersihan gulma dan bahan sampah organik yang tidak di butuhkan kolam harus sering di bersihkan, agar ucrit tidak bersarang di sekitar kolam.
Apabila pemberantasan secara kimia di lakukan benih ikan nila akan ikut terbunuh, mungkin hanya ada satu cara yaitu pencagahan dan melakukan pemberantasan secara manual.
Penyakit ikan nila

Ikan nila termasuk ikan yang tahan terhadap penyakit, karena belumpernah selama ini ikan nila yang terserang oleh penyakit secara besar-besaran seperti ikan mas.
Secara umum, dua tipe penyakit ikan nila, yakni penyakit infeksi “penyakit menular”, dan penyakit non-infeksi yaitu disebabkan oleh kondisi lingkungan yang buruk.
Infeksi

Trichodina sp.
Image result for Trichodina sp.
Mikroorganisme yang termasuk tipe parasit bagi jenis ikan tawar atau ikan laut. Trichodina sp akan menempel pada bagian luar ikan seperti kulit, sirip dan insang. Ditandai dengan luka-luka pada bagian luar ikan. Pencagahan yang harus di lakukan dengan melakukan sanitasi kolam dan memasang filter air atau bak pengendapan pada instalasi pengairan kolam. Pengobatan bisa dilakukan dengan merendam ikan yang sakit dalam larutan garam (NaCl) sebanyak 500-1000 mg/liter selama 24 jam.

Saprolegniasis
Image result for Saprolegniasis
Saprolegniasis biasanya menyerang telur, larva dan benih ikan. Saprolegniasis adalah sejenis jamur yang menyerang bagian luar. Penyakit ini terlihat seperti benang halus berwarna putih atau putih kecoklatan. Pencegahan dapat dilakukan dengan merendam telur ikan yang terserang dengan malachite green 1 mg/liter selama 1 jam, atau larutan formalin 200-300 mg/liter selama 1-3 jam, bisa juga dengan NaCl 5 gram/liter selama 15 menit.

Epistylis spp
Image result for Epistylis spp
Epistylis adalah parasit yang menyerang bagian luar seperti kulit, insang dan sirip. Jika ikan yang terserang, dapat di lihat ciri-cirinya yaitu ikan sukar bernapas, gerakan lambat, dan pertumbuhannya terhambat. Penularan penyakit dakibatkan kontak langsung. Pencegahannya, hindari dari kepadatan ikan pada kolam. Pengobatannya dengan merendam ikan dalam larutan formalin 200 mg/liter selama 40 menit, atau KMnO4 20 mg/liter selama 15-20 menit.
Non-infeksi

Kualitas air
Air merupakan media hidup ikan dimana jika tercemar air maka akan berpengaruh pada ikan. Kualitas air kolam harus terpantau, guna mencagah dan mengetahui kelayakan kualitas air.  Saluran masuk keluar air harus benar-benar di pastikan mengalir.Dengan menyimpan filter air pada bagian keluar masuknya air akan sangat membantu menjaga kualitas air karena dengan kualitas air yang baik ikan sehat dan bugar.
Pakan
Pakan yang di berikan harus sesuai dosis yang sesuai dan tepat sasaran. Apabila pakan tersisa dapat mencemari air kolam, kemudian dari pakan yang tersisa akan menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi ikan. sangat mungkin sekali jika pakan yang berlebih dan menumpuk akan membunuh ikan yang berada di dalam kolam.
Keracunan
Hati-hati jika anda membeli pakan, di sarankan baca dahulu tanggal kadaluwarsanya. Atau terdapat bahan aktip seperti racun yang berada pada kolam, contohnya H2S yang di hasilkan dari pembusukan material organik di dasar kolam. Atau, atau kandungan yang di timbulkan air yang masuk kedalam kolam.
Penanganan ikan
Memperhatikan perlakuan kepada ikan jangan sampai ikan terkena luka yang kemudian berdampak infeksi, karena ikan yang terluka akan mudah sekali terkena penyakit.
Genetis
Bibit ikan, akan mengpengaruhi besar pada perkembangan kedepan, karena jika bibit yang buruk tidak akan tahan terhadap hama dan penyakit, serta bibit juga akan membawa sifat turunan, contohnya pada bentuk yang tidak normal “cacat”.

Sumber :
https://plus.google.com/114603707790463176595

Comments

Popular posts from this blog

Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan Menurut Klasifikasi FAO

Cara Budidaya Ikan Papuyu

Panen dan Pasca Panen Ikan Gurami yang Baik Sesuai Prinsip